kultur sekolah
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا بَعْد.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya serta hidayah nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas walau pun tidak tepat waktu tetapi kami masih berusaha dalam menuntut ilmu. sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di hari akhir. Amiin.
Baik pada kesempatan kali ini saya Muhammad Nurhuda mahasiswa IAIN PONTIANAK selaku penulis dalam memenuhi tugas yang di berikan oleh Ibu Farninda Adytia, M.Pd selaku mengampuh mata kuliah magang satu.
Ada pun laporan bacaan saya pada Minggu ini tentang kultur sekolah ada pun salah satu tokoh yang mendefinisikan sebuah pengertian kultur sekolah Bernama Phillips (1993:1) kultur sekolah adalah sebagai suatu kepercayaan, sikap , dan perilaku, yang mencerminkan karakteristik suatu sekolah. Selain itu Adapun definisi dari kultur menurut Elizabeth Taylor dan L.H. Morgan (Ainul Yaqin, 2005: 27) berarti sebuah budaya yang universal bagi manusia dalam berbagai macam tingkatan yang dianut oleh seluruh anggota masyarakat.Menurut Antropologi (Koentjaraningrat, 2003: 72) kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.
Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama olehsuatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku,sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Olehkarena itu, suatu kultur secara alami akan diwariskan oleh suatu generasikepada generasi berikutnya. Sekolah merupakan lembaga utama yang didesain untuk memeperlancar proses transmisi kultural antar generasi
tersebut (Ariefa Efianingrum, 2009: 21).
Dapat disimpulkan, menurut beberapa ahli tadi kebudayaan adalah sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan Dapat disimpulkan, kebudayaan adalah sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Suatu kebudayaan juga merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Suatu kebudayaan juga merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai karya yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Begitu pula dengan kebudayaan atau kultur dalam sekolah. Setiap sekolah memiliki budaya sekolah yang berbeda dan mempunyai pengalaman yang tidak sama dalam membangun budaya sekolah. Perbedaan pengalaman inilah yang menggambarkan adanya “keunikan” dalam dinamika budaya sekolah. Kondisi ini adalah normal sebagaimana dijelaskan oleh Bare (Siti Irene Astuti D, 2009 : 119-120) yang menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik dari pendekatan antropologi dalam memahami dalam budaya sekolah meliputi:
“a unique mixing of ethnicity, values, experience, skills, and asporation: special rituals and ceremonies: unique history of achievement and tradition: unique socio-economic and geographic location”.
Budaya sekolah menyebabkan perbedaan respon sekolah terhadap perubahan kebijakan pendidikan, dikarenakan ada perbedaan karakteristik yang melekat pada satuan pendidikan, selain itu budaya sekolah juga mempengaruhi kecepatan sekolah dalam merespon perubahan tergantung kemampuan sekolah dalam merancang pelayanan sekolah (Siti Irene Astuti D, 2009: 74).
Jadi dalam hal ini budaya atau kultur sekolah mempengaruhi dalam dinamika kultur sekolah yang tetap menekankan pentingnya kesatuan, stabilitas, dan harmoni sosial pada sekolah, dan realitas sosial.Budaya sekolah juga memperngaruhi kecepatan sekolah dalam merespon perubahan tergantung kemampuan sekolah dalam merancang pelayanan sekolah.
Sekolah merupakan sistem sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial di antara para anggotanya yang bersifat unik pula. Hal itu disebut kebudayaan sekolah. Namun, untuk mewujudkannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Sekolah dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain, seperti keluarga dan masyarakat untuk merumuskan pola kultur sekolah yang dapat menjembatani kepentingan transmisi nilai (Ariefa Efianingrum, 2007: 51).
Jadi kultur sekolah dapat diartikan sebagai kualitas internal-latar, lingkungan, suasana, rasa, sifat dan iklim yang dirasakan oleh seluruh orang. Kultur sekolah merupakan kultur organisasi dalam konteks persekolahan, sehingga kultur sekolah kurang lebih sama dengan kultur organisasi pendidikan. Kultur sekolah dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan sebuah sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai sebuah sekolah. Biasanya kultur sekolah ditampilkan dalam bentuk bagaimana kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya bekerja, belajar dan berhubungan satu sama lainnya sehingga
menjadi tradisi sekolah.
Budaya sekolah dipandang sebagai eksistensi suatu sekolah yang terbentuk dari hasil mempengaruhi antara tiga faktor, yaitu sikap dan kepercayaan, norma-norma, dan hubungan antara individu sekolah (Aan Komariah, 2006 : 121)
Kultur sekolah ini sangat mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kinerja siswa mana kala kualifikasi kultur sehat, solid, kuat, positif dan profesional. Artinya kultur sekolah seyogyanya menjadi komitmen luas di sekolah, menjadi jati diri dan kepribadian sekolah, bahkan didukung oleh stakeholder-nya. Dengan kultur sekolah yang demikian, suasana kekeluargaan, kolaborasi, semangat terus maju, dorongan bekarja keras dan belajar-mengajar dapat diciptakan. mengusahakan agar muncul orang-orang besar, berjiwa besar atau dalam arti membangun manusia yang meliputi sifat, karakter, visi, dan daya tahan melalui internalisasi norma, sikap, kebiasaan serta nilai-nilai yang bersifat.
Sumber bacaan
https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/download/839/613
http://20231076.siap-sekolah.com/2013/12/04/kultur-sekolah/#.YkB8s2SyRPw
Komentar
Posting Komentar